DESA MEGALE – Sudah sekitar 4 bulan terakhir ini, tak pernah ada kiriman hujan dari Sang Pencipta Alam. Persediaan air bersih mulai menipis, dan kebutuhan air sehari-hari harus tetap berlangsung. Akibatnya, sebagian besar warga terpaksa mengambil air di Kecamatan Kedungadem yang berjarak kurang lebih 10-11 km.
“Air sumur sudah tidak lagi keluar sumbernya, sehingga saya kesulitan memperoleh air untuk mencukupi kebutuhan hidup,” kata Tanti salah seorang warga Desa Megale.
“Beberapa embung yang ada di Desa Megale sudah mengering termasuk PAM Mandiri yang dikelola Bapak Abdullah,” tambahnya lagi.
Air yang telah digunakan untuk mencuci, masih dimanfaatkan lagi untuk kebutuhan lainnya. Sedangkan untuk kebutuhan minum dan memasak, warga membeli air galon atau air isi ulang.
Selain membeli air galon, banyak warga yang membeli air jerigen. Satu jerigen isi 30 liter air harganya Rp. 2.000,-. “ Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, warga membutuhkan 5 jerigen, sehingga pengeluaran air bisa mencapai Rp. 300.000,- sebulan.” Kata Bawana, warga setempat.
“Kalau dipikir secara logika, memang mahal kebutuhan air yang harus dicukupi”, ucapnya beberapa waktu kemudian.
Melihat banyak warganya yang kesusahan, Bapak Abdul Kanan, Kepala Desa Megale memberikan bantuan air untuk warganya. Ketika pembagian air, semua wadah air ditata dengan rapi dan tertib untuk menghindari kerusuhan atau royokan. Bantuan air ini tersebar merata pada warga. Dengan bantuan air tersebut, setidaknya warga bisa mengurangi pengeluaran dalam pembelian air.
0 komentar:
Posting Komentar