![]() |
Mobil Kepala Desa yg ditemukan |
Berawal dari dibukanya persero Pertamina baru yang ada di Kabupaten Bojonegoro, para tersangka pencurian mobil tersebut membuka kesempatan bagi yang berminat menyewakan mobil. Setiap bulannya, akan ditransfer sejumlah uang sewa lewat rekening kepada pemilik kendaraan. Dengan iming-iming tersebut, akhirnya banyak warga yang terpincut untuk menanamkan modal berupa kendaraan.
“Saya rela gaji saya dan suami (yang juga sebagai PNS) dipotong untuk pembayaran kredit mobil, karena setiap bulannya saya akan dapat uang dari persewaan mobil itu”. Ucap Sri Wahyuni yang masih berstatus sebagai PNS.
“Setelah terlihat hasilnya, saya akan membeli mobil lagi” Imbuhnya lagi. Setelah selang dua bulan, Sri Wahyuni bersama suaminya membeli lagi satu mobil dengan merk Avansa. Mobil tersebut langsung dikirim ke Pertamina. Dia dan suaminya belum tahu model maupun warna mobil yang baru dibelinya. Karena pembelian mobil itu secara pesanan melalui telepon.
Salah satu warga Desa Sidorejo Kecamatan Kedungadem, Tamaji, sebenarnya juga ikut terpincut dalam program Pertamina tersebut. Disebabkan kedua orangtua dan istrinya melarang, akhirnya Tamaji menggagalkan rencananya itu. Sedangkan H. Syamsu telah mengirimkan dua mobil baru ke Pertamina Bojonegoro. Dengan niat dan tekad yang bulat, dia tidak pernah berpikir negatif tentang nasib malang kendaraannya itu.
Beberapa bulan telah berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan dan diharapkan oleh semua pemilik mobil. Kades Megale pun juga berminat dan mengantarkan ke Pertamina itu sebuah mobil Ranger berwarna hitam, mulus tanpa cacat. Sebelum dikirim, mobil Ranger sudah diperbaiki semua mesinnya. Bahkan lampunya pun dibelikan yang orisinil paling mahal.
Karena selama dua bulan tidak ada kabar, teleponpun tidak ada yang bisa dihubungi dari Pertamina, maka semua pemilik mobil mulai bingung dan resah. Kades Megale dan anggota pemilik saham mobil lain mencari informasi tentang kendaraannya masing-masing di Bojonegoro
Ternyata, Pertamina tersebut sudah tutup dan semua pegawai melarikan diri dengan membawa kabur semua mobil. Segera semua pemilik kendaraan melaporkan kepada kepolisian Bojonegoro. Berhari-hari Kades Megale tidak pulang karena mencari mobilnya itu hingga keluar area Bojonegoro.
Ditegaskan oleh seorang anggota Polri Bojonegoro yang berinisial D bahwa Pertamina yang dimaksud adalah persero palsu yang tidak resmi, tidak memiliki surat ijin pendirian. Semua anggota kepolisian Bojonegoro langsung bergerak membantu pencarian mobil dengan semampunya.
Tidak disangka dan tidak diduga, ketika Kades Megale melintasi jalan raya sekitar Malo, Bojonegoro mengenali mobil Ranger yang dikemudikan oleh seseorang. Akhirnya, Kades Megale memberhentikan mobil tersebut. Berdasarkan ciri-ciri dan data Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), mobil itu adalah miliknya. Tetapi sopir yang membawa mobil itu masih minta uang tebusan sebesar 20 juta rupiah. Mobil tersebut mengalami kerusakan seperti lampunya pecah semua dan lecet-lecet.
Hingga saat ini, hanya mobil Kades Megale yang berhasil ditemukan. Keempat mobil lain belum ada informasi dari pihak kepolisian. Pemilik-pemilik mobil itu trauma dengan kejadian buruk yang menimpanya. Mereka berpasrah diri kepada Sang Pencipta.
0 komentar:
Posting Komentar